KARYA WISATA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Standar

KARYA WISATA

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

MAKALAH

 

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Media Pembelajaran

Dosen Pengampu: H. Fatah Syukur NC, M.Ag

 

 

 

 

Disusun oleh:

 

Amri Khan                 (103111109)

Riza Rahmawati        (103111094)

 

 

 

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

 

 

 

 

KARYA WISATA

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

 

    I.          PENDAHULUAN

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. karena melihat beraneka ragamnya media, maka masing- masing media mempunyai karakteristik yang berbade- beda.

Tak terkecuali media pembelajaran yang berbetuk  karya wisata yang merupakan sebuah media yang berperan sebagai media kunjungan diluar kelas dari kegiatan akadimis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan  yang mungkin jarang kita temukan di dalam sebuah lembaga pendidikan . Karena kalau kita melihat urgensi dari sebuah media karya wisata tersebut kita akan banyak menemukan sebuah pelajaran yang berharga, karena secara tidak langsung siswa yang menjadi obyek dari pendidikan akan langsung di perkenalkan dengan melihat kehidupan secara nyata dan menarik di luar.

Dengan menggunakan media karyawisata juga merupakan bagian dari bentuk yang mengajarkan manusia untuk menggali serta memperhatikan keindahan alam, memperhatikan lngkungan, dan memperhatikan beraneka ragam ciptaan Allah SWT.

Oleh karena itu sekolah yang notabennya sebagai lembaga pendidikan harus bisa mengupayakan hal-hal yang bermanfaat seperti menjalankan sebuah metode karya wisata, dengan melihat itu sekiranya makalah ini akan mencoba mengulas tentang sebuah media karya wisata, sejauh mana media ini berperan aktif dalam memberikan ilmu terhadap siswa dan bagaimana agar metode media karya wisata ini bisa terapkan secara baik oleh sekolah formal maupun nonformal.

  1. II.               RUMUSAN MASALAH
    1. Apa Pengertian Karya Wisata?
    2. Bagaimana Kelemahan dan Kelebihan Karya Wisata?
    3. Apa Saja Hal- hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Karya Wisata?
  1. III.          PEMBAHASAN
    1. A.  Pengertian Karya Wisata

Kata “ Karya wisata” berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti pergi. dengan demikian “ karya wisata berarti pergi bekerja, atau berpergian kesuatu tempat untuk bekerja, atau untuk tujuannya”. di dalam hubungannya kegiatan belajar mengajar, pengertian karya wisata adalah Bahwa murid- murid akan mempelajari suatu obyek ditempat mana obyek itu terdapat. Dengan demikian, apa yang disebut dengan bekerja sebenarnya yang dimaksud ialah mempelajari sesuatu. [1]

Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah, atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi, mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman- pengalaman baru. [2]

Pengertian Karya Wisata merupakan tempat umum, yang mana ditempat tersebut terdapat banyak tempat karya wisata, yang dapat dikunjumgi oleh masyarakat umum. Bangunan-bangunan yang didirikan ditempat tersebut juga tampak kokoh (kuat). Sedangkan pemandangannnya juga sangat indah, sehingga elok dipandang mata. Sedangkan kebersihannya juga sangat terjaga. Sebab, disetiap tempat sudah disediakan tempat sampah, agar para pengunjung dapat dengan mudah membuang sampah pada tempatnya. Kebanyakan masyarakat (pengunjung) yang berwisata disana juga menghabiskan banyak waktu untuk berlibur dan bersenang-senang sepuasnya. Karena tempat wisata tersebut, merupakan obyek yang sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan. [3]

Penggunaan suatu metode pastilah didasarkan alasan-alasan pertimbangan di mana guru yang bersangkutan harus lebih mengetahuinya. Pada umumnya, alasan pemakaian metode karyawisata ialah karena obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas dan hanya dapat dipelajari di tempat dimana obyek itu berada. Beberapa faktor yang menyebabkan digunakannya metode karyawisata antara lain:

  1. Obyek yang akan dipelajari terlalu berat atau besar.
  2. Obyek yang akan dipelajari mengalami perubahan dan kerusakan jika dipindahkan dari tempatnya.
  3. Obyek yang dipelajari itu berbahaya bila dibawa ke kelas.
  4. Obyek yang akan dipelajari hanya ada di suatu tempat.[4]
  1. B.  Kelemahan dan Kelebihan dalam pengunaan Karya Wisata sebagai media pembelajaran

Adapun kelemahan karya wisata sebagai media pembelajaran diantarannya sebagai berikut:

  1. Karya wisata akan gagal jika menemukan obyek- obyek yang kurang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
  2. Apabila waktu yang tersedia dalam karya wisata tidak mencukupi maka akan menyita waktu pelajaran
  3. Karya wisata membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi yang besar sehingga menjadi beban siswa dan Guru itu sendiri.
  4. Apabila karya wisata tidak direncanakan secara matang atau tidak mempunyai tujuan dalam pembelajaran sebelumnya maka akan menjadi acara piknik.
  5. kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih banyak mengingat Siswa lebih bebas bergerak dan berkeliaran kesana kemari.[5]

Kelebihan Karya Wisata antara lain:

  1. Mempelajari proses sosial, berpartisipasi dalam masyarakat, ikut serta dalam kehidupan, turut dalam memelihara kesehatan, dan menikmati keindahan alam.
  2. Mempelajari masalah sosial, warga, dan hubungan antar kelompok.
  3. Berguna bagi lapangan akademik, kesenian, ilmu bumi, dan sejarah. [6]

Kelebihan karya wisata sebagai media pembelajaran adalah:

  1. Siswa dapat menyaksikan secara langsung sesuai pengamatannya atau obyek yang diamati.
  2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di lapangan dengan mempertanyakan, mengamat-amati, mencatat, menyimpulkan dan lain-lain terhadap hal-hal yang belum atau kurang dipahami
  3. Siswa dapat mempraktekkan hasil karyawisata atau hasil kunjungannya.
  4. Pengetahuan siswa menjadi integral atau terpadu
  5.  Siswa dapat menumbuhkan semangat baru untuk belajar dengan sungguh-sungguh dengan adanya karya wisata.
  6. Siswa dapat menumbuhkan pengetahuan yang lebih luas.[7]
  1. C.  Hal- hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Karya Wisata

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam karya wisata sebagai media pembelajaran antara lain:

  1. Persiapan atau perencanaan

Sebelum karya wisata dilakukan, Guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang matang agar seluruh waktu yang tersedia selama karya wisata dapat dilakukan dengan sebaik- baiknya. persiapan atau perencanaan meliputi beberapa tindakan- tindakan sebagai berikut:

  1. Menetapkan tujuan
  2. Mempertimbangkan dan menetapkan obyeknya
  3. Menetapkan lama waktunya
  4. Memastikan jumlah siswa yang ikut dalam karya wisata
  5. Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan dalam mempelajari obyek.
  6. Memberi penjelasan tentang cara membuat atau menyusun laporan
  7. Memperhitungkan keadaan iklim, musim, dan cuaca
  8. Menjelaskan secara global keadaan obyek yang akan dikunjungi
  9. Membentuk kelompok- kelompok atau regu- regu Siswa dan memntukan tugas kegiatan untuk masing- masing kelompok.
  10. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ialah suatu tahap dimana dilaksanakan suatu acara yang telah disiapkan di sekolah. sesampainya Siswa pada lokasi obyek  karya wisata, segera segala sesuatu diatur seperti apa yang telah direncanakan. tahap ini meliputi:

  1. Pada tahap ini, semua Siswa melakukan observasi sesuai dengan tugas- tugas yang telah dibicarakan di kelas dan tetap berada di dalam kelompok- kelompok yang telah ditentukan
  2. Tata tertib atau disiplin selama berada dilokasi obyek karya wisata harus dipegang teguh guna menghindarkan terjadinnya kecelakaan atau gangguan terhadap obyek- obyek yang sedang diobservasi
  3. Semua Siswa harus dengan teliti memperhatikan semua obyek, mencatat, dan dengan cermat mendengarkan wawancara ayau informasi yang sedang diberikan oleh juru penerang atau petugas
  4. Semua Siswa harus dapat memperoleh penjelasan yang sebaik- baiknya mengenai obyek yang diamati karena disinilah terletak kegiatan yang sesungguhnya dari karya wisata sebagai media pembelajaran
  5. pada umumnya Siswa masih malu- malu bertanya dan untuk itu Guru harus mendorong Siswa untuk berani bertanya, mengingatkan pula pada Siswa- Siswa untuk mencatat semua keterangan yang didengar dan diperoleh
  6. Tahap Tindak Lanjut

Tahap tindak lanjut adalah tahap setelah Siswa kembali ke sekolah. kemudian di kelas diadakan lagi diskusi dan pertukaran atau perlengkapan data yang diperoleh dan dicatat setiap Siswa atau kelompok selama peninjauan. tahap ini meliputi:

  1. Sekembalinya dari karya wisata para Siswa masuk ke kelas dan melengkapi catatan. hal ini harus dilakukan agar semua Siswa memperoleh gambaran yang sama dan lebih lengkap mengenai obyek yang telah diamati
  2. Menyusun bahan- bahan yang diperoleh dari tempat obyek, baik berupa benda asli, tiruan, gambar, catatan, dan laporan untuk dijadikan bahan dokumentasi di kelas berupa pajangan
  3. Menyusun laporan dan diserahkan kapda Guru. [8]
  1. IV.          ANALISIS

Berdasarkan pemaparan di atas yang terkait dengan Karya wisata sebagai media pembelajaran,  maka dapat dianalisis bahwa karya wisata merupakan suatu kunjungan ke suatu tempat diluar kelas yang dilaksanakan sebagai begian integral dari kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Dalam karya wisata ini memang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar siswa yang dilakukan seperti di luar kelas dengan tujuan antara lain Siswa dapat menyaksikan secara langsung sesuai pengamatannya atau obyek yang diamati, Siswa dapat mempraktekkan hasil karyawisata atau hasil kunjungannya, Pengetahuan siswa menjadi integral atau terpadu, Siswa dapat menumbuhkan semangat baru untuk belajar dengan sungguh-sungguh dengan adanya karya wisata, Siswa dapat menumbuhkan pengetahuan yang lebih luas dalam pembelajaran agar tujuannya dalam  pembalajaran dapat dicapai dengan sempurna.

Kadang – kadang dalam proses mengajar belajar siswa perlu dengan adanya di ajak ke luar kelasa atau sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. tetapi dalam karya wisata ini yang di adakan di luar kelas memang tujuannya benar- benar dalam pembelajaran atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataan yang ada, bukan tujuan untuk rekreasi atau piknik maupun senang- senang. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu.

Dalam pengunaannya karya wisata selalu dijadikan media yang sangat efektif. seorang pendidik harus mengetahui situasi, kondisi, kelebihan dan kelebihan karya wisata. apabila para pendidik tidak bisa benar- benar memanfaatkan dengan benar maka akan menjadi acara piknik. karya wisata bermanfaat untuk mencapai pengalaman langsung peserta didik dan mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.

  1. V.          KESIMPULAN

Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah, atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Adapun kelemahan karya wisata sebagai media pembelajaran diantarannya sebagai berikut:

  1. Karya wisata akan gagal jika menemukan obyek- obyek yang kurang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
  2. Apabila waktu yang tersedia dalam karya wisata tidak mencukupi maka akan menyita waktu pelajaran
  3. Karya wisata membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi yang besar sehingga menjadi beban siswa dan Guru itu sendiri.
  4. Apabila karya wisata tidak direncanakan secara matang atau tidak mempunyai tujuan dalam pembelajaran sebelumnya maka akan menjadi acara piknik.
  5. Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih banyak mengingat Siswa lebih bebas bergerak dan berkeliaran kesana kemari.

Kelebihan karya wisata sebagai media pembelajaran adalah:

  1. Siswa dapat menyaksikan secara langsung sesuai pengamatannya atau obyek yang diamati.
  2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di lapangan dengan mempertanyakan, mengamat-amati, mencatat, menyimpulkan dan lain-lain terhadap hal-hal yang belum atau kurang dipahami
  3. Siswa dapat mempraktekkan hasil karyawisata atau hasil kunjungannya.
  4. Pengetahuan siswa menjadi integral atau terpadu
  5.  Siswa dapat menumbuhkan semangat baru untuk belajar dengan sungguh-sungguh dengan adanya karya wisata.
  6. Siswa dapat menumbuhkan pengetahuan yang lebih luas.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam karya wisata sebagai media pembelajaran antara lain:

  1. Persiapan atau perencanaan

Sebelum karya wisata dilakukan, Guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang matang agar seluruh waktu yang tersedia selama karya wisata dapat dilakukan dengan sebaik- baiknya

  1. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ialah suatu tahap dimana dilaksanakan suatu acara yang telah disiapkan di sekolah. sesampainya Siswa pada lokasi obyek  karya wisata, segera segala sesuatu diatur seperti apa yang telah direncanakan.

  1. Tahap tindak lanjut adalah tahap setelah Siswa kembali ke sekolah. kemudian di kelas diadakan lagi diskusi dan pertukaran atau perlengkapan data yang diperoleh dan dicatat setiap Siswa atau kelompok selama peninjauan.
  1. VI.          PENUTUP

Demikian makalah yang dapat saya sajikan dan sampaikan.  saya menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidaklah lepas dari kesalahan dan kekurangan. Begitu juga dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa  diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Basyirudin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Ciputat Pres, 2002), Cet. 1

Djajadisastra, Jusuf , Metode- Metode Mengajar, ( Bandung: Angkasa, 1981)

Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, ( Jakarta: PT Gramedia, 1985), Cet. 1

Sriyono, dkk. Teknik belajar mengajar dengan CBSA, (jakarta: PT rineka cipta, 1992)

Syukur, Fatah  NC, Teknologi Pendidikan, ( Semarang: Rasail, 2005), Cet. 1

http://www.scribd.com/doc/30874958/Karya-Wisata

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112284-metode-karya wisata/#ixzz1ucmq4W4Y

 


[1] Jusuf Djajadisastra, Metode- Metode Mengajar, ( Bandung: Angkasa, 1981), Hal. 10

[2] Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, ( Semarang: Rasail, 2005), Cet. 1, Hal. 114

[3]  http://www.scribd.com/doc/30874958/Karya-Wisata

[4] Drs. Sriyono, dkk. Teknik belajar mengajar dengan CBSA, (jakarta: PT rineka cipta, 1992), hlm. 120

[5] Usman Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Ciputat Pres, 2002), Cet. 1, Hal. 54

[6]  Fatah Syukur NC, Op. Cit, Hal. 114

[8] Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, ( Jakarta: PT Gramedia, 1985), Cet. 1, Hal. 79- 81

Satu tanggapan »

Tinggalkan Balasan ke Wati Subroto Batalkan balasan